Kamis, 05 Agustus 2010

BUDIDAYA IKAN DENGAN “JAKA MINI”

Budidaya ikan di perairan waduk dan danau yang menggunakan jaring kantong apung (karamba) umumnya menggunakan ukuran besar; (4 x 4) meter atau lebih. Setiap unit rakit bisa berisi 4 bahkan sampai 10 petak kantong jaring. Pada tahap awal, mahalnya investasi untuk pembuatan unit jaring kantong apung besar juga membuat tidak semua anggota masyarakat di sekitar perairan umum dapat mengembangkan budidaya ikan tersebut. Sejumlah masalah dihadapi pengembangan jaring kantong apung, mulai dari pengadaan benih ikan, pakan komersial yang mahal, gangguan penyakit/parasit ikan, sampai pemasaran bagi komoditas ikan yang dibudidayakan. Mungkin penggunaan JARING KANTONG APUNG MINI (JAKA mini), yang saya uji tahun 1989/1990 bisa menjadi alternatif penggunaan JAKA . Disamping secara teknis mudah pembuatannya, relatif murah, juga lebih mudah pengelolaannya




JARING KANTONG APUNG (JAKA) MINI.


Wadah budidaya ini mempunyai 3 (tiga) komponen utama, yaitu kantong , rangka, dan jangkar. Disebut Jaka mini karena memang dimensi atau ukurannya mini bila dibandingkan dengan wadah budidaya sejenis yang sudah dikembangkan saat ini. Jaka mini berbentuk silinder dengan garis tengah 100 cm, dengan kedalaman 2 m.


Kantong Jaka mini terbuat dari jaring PE bermata jaring (mesh size) 1 inci, dilengkapi 2 buah rangka besi dibalut slang plastik berbentuk lingkaran dengan garis tengah 1 m. Kedua rangka ini dipasang pada bagian tengah dan dasar kantong, untuk mempertahankan bentuk silindernya setelah berada dalam air. Pada "rangka" dasar ini diikatkan pemberat berbentuk silinder padat dari semen cor. Menyesuaikan denagn kondisi perairan, pemberat ini dapat diubah menjadi "jangkar" dengan panjang tali (PE-5 mm) sesuai kedalaman air. "Mulut" kantong dilengkapi tali ris, yang kemudian akan menjadi "kolor" setelah pelampung dimasukkan. Pelampungnya menggunakan ban dalam mobil bekas yang memiliki diameter 1 meter, terserah, ban dalam bus, atau truk sama saja yang penting tidak bocor. Jaka mini ditempatkan di bagian perairan yang berarus tenang, dengan kedalaman 4-5 meter.  Tentu untuk sampai skala ekonomi jangan hanya satu kantong yang diusahakan. Tetapi satu orang mampu mengelola sampai 10 unit Jaka mini.

Jenis ikan yang dibudidayakan bisa Nila atau Mas dengan padat tebar benih 20 Kg, @  50 - 100 gram/ekor. Pakan diberikan antara 2 - 4% setiap hari, tentu menyesuaikan pertumbuhan ikan. Pengalaman yang saya peroleh, pemeliharaan sampai 18 minggu menghabiskan pakan 117,6 Kg dengan hasil panen nila merah /hitam rata-rata 93,7 Kg. Mengenai pendapatan, keuntungan, dan analisis manfaat lainnya menunjukkan kelayakan yang memadai. Titik impas produksi 60,44 Kg, dengan BCR 1,17.

Mungkin bisa menjadi salah satu alternatif
bagi upaya pemberdayaan masyarakat yang memiliki potensi perairan danau, waduk, telaga, atau sejenisnya.
Ketika modal menjadi kendala penggunaan karamba unit besar , maka Jaka mini mungkin bisa menjadi pilihan. Mudah-mudahan.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar